CP PROGRAM KHUSUS HAMBATAN PENDENGARAN
(TUNARUNGU)
(TUNARUNGU)
Persepsi bunyi
Peserta didik mampu mendeteksi bunyi benda, bunyi alam sekitar, bunyi latar belakang, bunyi bahasa berupa fonem, nama panggilan, suara unsur suprasegmental (panjang-pendek, tinggi-rendah, keras-lemah, cepat-lambat) dan jumlah suku kata, konsonan dan kata benda, pernyataan betul, pernyataan ya dan pernyataan sudah. Peserta didik mendiskriminasi berbagai macam bunyi termasuk bunyi bahasa dalam hal huruf vokal, konsonan, dan huruf /p/, /b/ dan /m/. Peserta didik mengidentifikasi bunyi sebagai sinyal yang pernah didiskriminasi. Peserta didik memanfaatkan bunyi yang telah diperoleh untuk komunikasi dengan menggunakan ABD atau tidak.
Persepsi Irama
Peserta didik mendeteksi irama dasar serta irama bahasa. Peserta didik mendiskriminasi irama dasar dan irama bahasa melalui kegiatan membedakan berbagai macam irama dasar dan irama bahasa dalam hal irama kalimat tanya dan kalimat perintah. Peserta didik mengidentifikasi berbagai irama dasar maupun irama bahasa sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik memanfaatkan irama dasar dan irama bahasa untuk berkomunikasi menggunakan Alat Bantu dengar (ABD) atau tanpa ABD sebatas sisa pendengaran.
Latihan Pra-Wicara
Peserta didik melatih kemampuan keterarahan wajah berupa latihan kemampuan kontak mata dan kontak wajah secara langsung atau menggunakan media cermin. Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara pada bagian bibir melalui berbagai kegiatan. Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara pada bagian lidah melalui berbagai kegiatan, senam lidah dengan menjulurkan lidah keluar lurus, kiri, kanan, masukkan ke dalam, lidah tekan ke pipi kiri, kanan dan rahang atas dan bawah dan kegiatan lain yang dapat melemaskan organ bicara bibir. Peserta didik melakukan latihan pernapasan melalui kegiatan meniup peluit dengan perbedaan durasi meniupnya. Peserta didik melakukan latihan pembentukan suara meraban, menyadarkan suara, merasakan getaran, melafalkan vokal bersuara,dan menirukan ucapan (huruf, suku kata, kata) pada huruf vokal dan fonem bilabial ( /p/, /b/, /m/, dan /w/).
Latihan Pembentukan Fonem
Peserta didik latihan organ bicara yang mengandung vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/ untuk kemudian diterapkan dalam pengucapan dalam kata baik di awal, di tengah, maupun di akhir kata. Peserta didik mulai melakukan latihan pembentukan huruf-huruf konsonan yang mengandung bilabial tak bersuara /p/; dan konsonan bilabial bersuara /b/, /m/, dan /w/.
Pengembangan Komunikasi
Peserta didik mengucapkan kalimat-kalimat mengenai materi kesiapsiagaan bencana (sign alami/gejala alam akan adanya bencana dan cara-cara menjaga diri; materi tentang kesehatan) reproduksi(konsep laki-laki dan perempuan; materi tentang kesukaan peserta didik) dan informasi-informasi aktual lainnya sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan (oral) dalam pembentukan jenis atau ragam kalimat tanya apa dan siapa serta kalimat perintah dengan pola penggunaan subjek predikat (SP).
Pada akhir fase B, peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi, dan mengidentifikasi berbagai macam bunyi termasuk bunyi bahasa. Peserta didik memanfaatkan setiap bunyi untuk komunikasi dengan menggunakan ABD atau tidak sebatas sisa pendengaran. Peserta didik mendeteksi, mendiskriminasi dan mengidentifikasi irama sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik melakukan komprehensi irama untuk berkomunikasi menggunakan ABD atau tidak. Peserta didik mampu melakukan keterarahan wajah dan keterarahan suara dalam latihan pengucapan kata atau suara. Peserta didik mampu melakukan pelemasan organ wicara pada bagian gigi dan rahang. Peserta didik mampu melakukan latihan pernapasan dari jarak yang berbeda. Peserta didik melakukan latihan pembentukan suara pada huruf alveolar serta huruf labiodental. Peserta didik melakukan latihan organ bicara yang mengandung vokal konsonan dental, konsonan alveolar, konsonan labiodental, konsonan dental untuk kemudian diterapkan pada pengucapan kata. Peserta didik mampu mengucapkan kalimat-kalimat terkait materi kesiapsiagaan bencana, hobi dan informasi-informasi aktual lainnya. Peserta didik melakukan latihan pengucapan sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan, isyarat maupun komunikasi total dalam pembentukan jenis atau ragam kalimat tanya.
Persepsi bunyi
Peserta didik mampu mendeteksi bunyi latar belakang, suara binatang di lingkungan sekitar, jumlah bunyi, sifat bunyi (cepat-lambat, panjang- pendek, keras-lemah dan tinggi-rendah), arah bunyi, suara nama hari, bulan, bilangan. Peserta didik mendiskriminasi berbagai macam bunyi termasuk bunyi bahasa yaitu kata yang kontras pada aspek bersuara-tak bersuara dan 2 kata yang mengandung konsonan getar. Peserta didik mengidentifikasi bunyi sebagai sinyal yang pernah didiskriminasi. Peserta didik mampu mengidentifikasi bunyi bahasa yaitu kata ganti, kata kerja, pernyataan salah, pernyataan tidak, pernyataan belum dan kalimat tanya. Peserta didik memanfaatkan setiap bunyi untuk komunikasi dengan menggunakan ABD atau tidak sebatas sisa pendengaran.
Persepsi Irama
Peserta didik mendeteksi irama dasar yaitu ketukan, irama, birama lagu 3/4, 4/4 dan 6/8 serta irama bahasa. Peserta didik mendiskriminasi irama dasar dan irama bahasa melalui kegiatan membedakan berbagai macam irama dasar dan irama bahasa yaitu irama kalimat tanya dan kalimat larangan. Peserta didik mengidentifikasi berbagai irama dasar maupun irama bahasa sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik melakukan komprehensi irama dasar dan irama bahasa untuk berkomunikasi menggunakan ABD atau tidak.
Latihan Pra-Wicara
Peserta didik melatih kemampuan keterarahan wajah berupa latihan kemampuan kontak mata dan kontak wajah secara langsung atau menggunakan media cermin. Peserta didik melakukan keterarahan suara dalam latihan pengucapan kata atau bersuara. Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara pada bagian gigi melalui kegiatan menunjukkan gigi, menggigit bibir bawah, dan menggerakkan gigi.
Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara rahang melalui kegiatan membuka dan menutup rahang dengan gerakan yang teratur dan tepat; menggerakkan ke kiri dan kekanan, lalu memutar secara horizontal. Peserta didik melakukan latihan pernapasan dengan meniup tisu dari jarak yang berbeda. Peserta didik melakukan latihan pembentukan suara yaitu meraban, menyadarkan suara, merasakan getaran, melafalkan vokal bersuara, menirukan ucapan (huruf, suku kata, kata) pada huruf alveolar ( /t/, /d/, /n/, /l/, /s/, /z/, /r/) serta huruf labiodental (/f/).
Latihan Pembentukan Fonem
Peserta didik melatih organ bicara yang mengandung vokal konsonan dental alveolar hambat tak bersuara /t/; konsonan dental alveolar bersuara /d/; konsonan lateral dental bersuara /l/; konsonan palatal alveolar semi vokal bersuara /y/; konsonan labiodental frikatif (desisi) tak bersuara /f/; konsonan dental frikatif (desis) tak bersuara /s/; konsonan dental frikatif (desis) bersuara /z/; dan konsonan dental getar bersuara /r/ untuk kemudian diterapkan pada pengucapan kata baik di awal, di tengah, maupun di akhir kata.
Pengembangan Komunikasi
Peserta didik mengucapkan kalimat-kalimat mengenai materi kesiapsiagaan bencana (ancaman yang akan terjadi dan mencari pertolongan), materi tentang kesehatan reproduksi (konsep perempuan dan laki-laki serta kesetaraan gender) dalam konsep sederhana, materi tentang hobi dan informasi-informasi aktual lainnya. Peserta didik melakukan latihan pengucapan sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan, isyarat maupun komunikasi total dalam pembentukan jenis atau ragam kalimat tanya dimana, berapa dan kapan dengan penggunaan pola Subjek, Predikat, dan Objek (SPO).
Pada akhir fase B, peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi, dan mengidentifikasi berbagai macam bunyi termasuk bunyi bahasa. Peserta didik memanfaatkan setiap bunyi untuk komunikasi dengan menggunakan ABD atau tidak sebatas sisa pendengaran. Peserta didik mendeteksi, mendiskriminasi dan mengidentifikasi irama sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik melakukan komprehensi irama untuk berkomunikasi menggunakan ABD atau tidak. Peserta didik mampu melakukan keterarahan wajah dan keterarahan suara dalam latihan pengucapan kata atau suara. Peserta didik mampu melakukan pelemasan organ wicara pada bagian gigi dan rahang. Peserta didik mampu melakukan latihan pernapasan dari jarak yang berbeda. Peserta didik melakukan latihan pembentukan suara pada huruf alveolar serta huruf labiodental. Peserta didik melakukan latihan organ bicara yang mengandung vokal konsonan dental, konsonan alveolar, konsonan labiodental, konsonan dental untuk kemudian diterapkan pada pengucapan kata. Peserta didik mampu mengucapkan kalimat-kalimat terkait materi kesiapsiagaan bencana, hobi dan informasi-informasi aktual lainnya. Peserta didik melakukan latihan pengucapan sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan, isyarat maupun komunikasi total dalam pembentukan jenis atau ragam kalimat tanya.
Persepsi bunyi
Peserta didik mampu mendeteksi bunyi latar belakang, suara binatang di lingkungan sekitar, jumlah bunyi, sifat bunyi (cepat-lambat, panjang- pendek, keras-lemah dan tinggi-rendah), arah bunyi, suara nama hari, bulan, bilangan. Peserta didik mendiskriminasi berbagai macam bunyi termasuk bunyi bahasa yaitu kata yang kontras pada aspek bersuara-tak bersuara dan 2 kata yang mengandung konsonan getar. Peserta didik mengidentifikasi bunyi sebagai sinyal yang pernah didiskriminasi. Peserta didik mampu mengidentifikasi bunyi bahasa yaitu kata ganti, kata kerja, pernyataan salah, pernyataan tidak, pernyataan belum dan kalimat tanya. Peserta didik memanfaatkan setiap bunyi untuk komunikasi dengan menggunakan ABD atau tidak sebatas sisa pendengaran.
Persepsi Irama
Peserta didik mendeteksi irama dasar yaitu ketukan, irama, birama lagu 3/4, 4/4 dan 6/8 serta irama bahasa. Peserta didik mendiskriminasi irama dasar dan irama bahasa melalui kegiatan membedakan berbagai macam irama dasar dan irama bahasa yaitu irama kalimat tanya dan kalimat larangan. Peserta didik mengidentifikasi berbagai irama dasar maupun irama bahasa sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik melakukan komprehensi irama dasar dan irama bahasa untuk berkomunikasi menggunakan ABD atau tidak.
Latihan Pra-Wicara
Peserta didik melatih kemampuan keterarahan wajah berupa latihan kemampuan kontak mata dan kontak wajah secara langsung atau menggunakan media cermin. Peserta didik melakukan keterarahan suara dalam latihan pengucapan kata atau bersuara. Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara pada bagian gigi melalui kegiatan menunjukkan gigi, menggigit bibir bawah, dan menggerakkan gigi.
Peserta didik melakukan pelemasan organ wicara rahang melalui kegiatan membuka dan menutup rahang dengan gerakan yang teratur dan tepat; menggerakkan ke kiri dan kekanan, lalu memutar secara horizontal. Peserta didik melakukan latihan pernapasan dengan meniup tisu dari jarak yang berbeda. Peserta didik melakukan latihan pembentukan suara yaitu meraban, menyadarkan suara, merasakan getaran, melafalkan vokal bersuara, menirukan ucapan (huruf, suku kata, kata) pada huruf alveolar ( /t/, /d/, /n/, /l/, /s/, /z/, /r/) serta huruf labiodental (/f/).
Latihan Pembentukan Fonem
Peserta didik melatih organ bicara yang mengandung vokal konsonan dental alveolar hambat tak bersuara /t/; konsonan dental alveolar bersuara /d/; konsonan lateral dental bersuara /l/; konsonan palatal alveolar semi vokal bersuara /y/; konsonan labiodental frikatif (desisi) tak bersuara /f/; konsonan dental frikatif (desis) tak bersuara /s/; konsonan dental frikatif (desis) bersuara /z/; dan konsonan dental getar bersuara /r/ untuk kemudian diterapkan pada pengucapan kata baik di awal, di tengah, maupun di akhir kata.
Pengembangan Komunikasi
Peserta didik mengucapkan kalimat-kalimat mengenai materi kesiapsiagaan bencana (ancaman yang akan terjadi dan mencari pertolongan), materi tentang kesehatan reproduksi (konsep perempuan dan laki-laki serta kesetaraan gender) dalam konsep sederhana, materi tentang hobi dan informasi-informasi aktual lainnya. Peserta didik melakukan latihan pengucapan sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan, isyarat maupun komunikasi total dalam pembentukan jenis atau ragam kalimat tanya dimana, berapa dan kapan dengan penggunaan pola Subjek, Predikat, dan Objek (SPO).
Pada akhir fase D, peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi dan mengidentifikasi bunyi dan bunyi bahasa. Peserta didik mampu memanfaatkan bunyi yang telah diperoleh untuk komunikasi berupa kalimat perintah dan kalimat berita dengan menggunakan alat bantu dengar (ABD) atau tidak. Peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi, dan mengidentifikasi irama dasar serta irama bahasa sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik mampu melakukan kegiatan komprehensi untuk dapat memanfaatkan irama dasar dan irama bahasa untuk berkomunikasi menggunakan ABD atau tidak. Peserta didik mampu melakukan keterarahan wajah dan keterarahan suara dalam latihan pengucapan kata atau suara. Peserta didik mampu melakukan pelemasan seluruh organ wicara. Peserta didik mampu melakukan pernapasan. Peserta didik mampu melakukan pembentukan suara pada seluruh huruf vokal dan konsonan. Peserta didik mampu melakukan latihan organ bicara yang mengandung vokal, konsonan dental, konsonan labiodental, konsonan dental untuk kemudian diterapkan pada pengucapan kata. Peserta didik mampu mengucapkan kalimat-kalimat mengenai materi kesiapsiagaan bencana, kesehatan reproduksi dan informasi- informasi aktual lainnya. Peserta didik mampu melakukan latihan pengucapan sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan, isyarat maupun komunikasi total dalam pembentukan ragam kalimat.
Persepsi bunyi
Peserta didik mampu mendeteksi bunyi latar belakang, bunyi benda, bunyi alam sekitar, suara binatang di lingkungan sekitar, jumlah bunyi, sifat bunyi (cepat-lambat, panjang-pendek, keras-lemah dan tinggi-rendah), arah bunyi, suara nama hari, bulan, bilangan, suara manusia di lingkungan sekitar yang terdengar secara tiba-tiba, suara manusia di lingkungan yang diperdengarkan secara langsung, dan bunyi bahasa berupa fonem, nama panggilan, suara unsur suprasegmental (panjang-pendek, tinggi-rendah, keras-lemah, cepat-lambat) dan jumlah suku kata, konsonan dan kata benda, suara kelompok kata dan suara kalimat. Peserta didik mendiskriminasi berbagai macam bunyi termasuk bunyi bahasa yaitu kata yang kontras pada aspek bersuara-tak bersuara dan dua kata yang mengandung konsonan getar, dua kata yang mengandung konsonan sengau dan letup dan dua kata yang mengandung konsonan letup dengan geser. Peserta didik mengidentifikasi bunyi sebagai sinyal yang pernah didiskriminasi. Peserta didik mampu mengidentifikasi bunyi bahasa dalam hal pernyataan betul, pernyataan ya, pernyataan sudah, kata ganti, kata perintah, kata kerja, pernyataan salah, pernyataan tidak, pernyataan belum dan kalimat tanya, kata keterangan, dan lawan kata. Peserta didik memanfaatkan bunyi yang telah diperoleh untuk komunikasi berupa kalimat perintah dan kalimat berita dengan menggunakan ABD atau tidak.
Persepsi Irama
Peserta didik mendeteksi irama dasar yaitu ketukan irama 2/4, 3/4, 4/4 dan 6/8 serta irama bahasa. Peserta didik mendiskriminasi irama dasar dan irama bahasa melalui kegiatan membedakan berbagai macam irama dasar dan irama bahasa, misalnya: kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat larangan, dan kalimat berita. Peserta didik mengidentifikasi berbagai irama dasar maupun irama bahasa sesuai makna yang sebenarnya. Peserta didik melakukan kegiatan komprehensi untuk dapat memanfaatkan irama dasar dan irama bahasa untuk berkomunikasi menggunakan ABD atau tidak.
Latihan Pra-Wicara
Peserta didik melatih kemampuan keterarahan wajah berupa latihan kemampuan kontak mata dan kontak wajah secara langsung atau menggunakan media cermin. Peserta didik melakukan keterarahan suara dalam latihan pengucapan kata atau bersuara. Peserta didik melakukan pelemasan seluruh organ wicara pada bagian bibir, lidah, gigi, rahang, tenggorokan dan perut. Peserta didik melakukan latihan pernapasan melalui kegiatan meniup benda-benda kecil. Peserta didik melakukan latihan pembentukan suara yaitu meraban, menyadarkan suara, merasakan getaran, melafalkan vokal bersuara dan menirukan ucapan (huruf, suku kata, kata) pada seluruh huruf vokal dan konsonan.
Latihan Pembentukan Fonem
Peserta didik melatih organ bicara yang mengandung vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/, bilabial tak bersuara /p/; konsonan bilabial bersuara /b/, /m/, dan /w/; konsonan dental alveolar hambat tak bersuara /t/; konsonan dental alveolar bersuara /d/; konsonan lateral dental bersuara /l/; konsonan palatal alveolar semi vokal bersuara /y/; konsonan labiodental frikatif (desisi) tak bersuara /f/; konsonan dental frikatif (desis) tak bersuara /s/; konsonan dental frikatif (desis) bersuara /z/; konsonan dental getar bersuara /r/; konsonan palatal tak bersuara /c/; konsonan palatal hambat bersuara /j/; konsonan palatal tak bersuara /ny/; konsonan velar hambat tak bersuara /k/; konsonan velar hambat bersuara /g/; konsonan velar nasal bersuara /ng/; dan konsonan glottal frikatif bersuara /h/ untuk kemudian diterapkan pada pengucapan kata baik di awal, di tengah, maupun di akhir kata.
Pengembangan Komunikasi
Peserta didik mengucapkan kalimat-kalimat mengenai materi kesiapsiagaan bencana (gejala alam akan adanya bencana, akibat, ancaman yang akan terjadi), menggunakan alat dan benda untuk menyelamatkan diri sendiri, mencari pertolongan, dan cara-cara menjaga diri, simbol penyelamatan, dan P3K; materi tentang kesehatan reproduksi (materi konsep laki-laki dan perempuan, kesetaraan gender, materi pubertas; dan informasi-informasi aktual lainnya). Peserta didik melakukan latihan pengucapan sesuai dengan tekanan dan irama yang baik dan benar untuk berkomunikasi secara lisan, isyarat maupun komunikasi total dalam pembentukan jenis atau ragam kalimat atau ragam kalimat baik dalam tahap penggunaan subjek predikat (SP) maupun dalam tahap subjek, predikat, objek (SPO) dan subjek, predikat, objek, keterangan (SPOK) pada kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.
Pada akhir fase E, peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi, dan mengidentifikasi berbagai macam bunyi dan bunyi bahasa yang diperdengarkan secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mampu memanfaatkan suara tersebut dalam berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat. Peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi, dan mengidentifikasi berbagai irama baik secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mampu mengkomprehensi irama dan suara tersebut untuk berkomunikasi secara mandiri menggunakan lisan, tulisan maupun isyarat. Peserta didik mampu melakukan keterarahan wajah dan keterarahan suara dengan benar dan mandiri. Peserta didik mampu melakukan latihan pelemasan bicara dan pernapasan. Peserta didik mampu berkomunikasi dengan mempertimbangkan artikulasi, tempo dan irama. Peserta didik mampu melakukan kegiatan komunikasi untuk membentuk kata yang mengandung konsonan palatal, konsonan velar serta vokal kluser. Peserta didik mampu mengungkapkan keinginan secara lisan, tulisan atau isyarat. Peserta didik mampu melakukan kegiatan tanya jawab untuk menjawab pertanyaan secara lisan, tulisan ataupun isyarat dalam komunikasi. Peserta didik memaparkan tentang kesiapsiagaan, mengungkap gagasan secara lisan, dan membicarakan kejadian yang aktual.
Persepsi bunyi
Peserta didik mendeteksi suara manusia, suara lambang bahasa kalimat, dan latar kondisi lingkungan kerja di lingkungan yang diperdengarkan secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mendiskriminasi berbagai macam bunyi suara manusia, suara lambang bahasa kalimat, dan latar kondisi lingkungan kerja di lingkungan yang diperdengarkan secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mengidentifikasi bunyi sebagai sinyal yang pernah didiskriminasi. Peserta didik mampu mengidentifikasi bunyi bahasa dalam hal kata tanya mengapa dan bagaimana, kata keterangan dan lawan kata. Peserta didik memanfaatkan suara tersebut dalam berkomunikasi secara lisan, tulisan maupun isyarat baik menggunakan ABD maupun tidak menggunakan ABD.
Persepsi Irama
Peserta didik mendeteksi berbagai irama yaitu panjang-pendek, warna suara/timbre (tinggi-rendah suara), lagu sederhana dan irama bahasa baik secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mendiskriminasi berbagai irama yaitu panjang-pendek, warna suara/timbre (tinggi- rendah suara), lagu sederhana dan irama bahasa baik secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mengidentifikasi berbagai irama, panjang-pendek, warna suara/timbre (tinggi- rendah suara), lagu sederhana dan irama bahasa baik secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mengkomprehensi irama dan suara tersebut untuk berkomunikasi secara mandiri menggunakan lisan, tulisan, maupun isyarat.
Latihan Pra-Wicara
Peserta didik melakukan kegiatan interaksi bersama teman untuk melatih konsentrasinya (keterarahan wajah dan keterarahan suara) dengan benar dan mandiri. Peserta didik melakukan latihan pelemasan bicara dan pernapasan dengan mandiri menggunakan berbagai alat yang tersedia di lingkunganya. Peserta didik melakukan latihan teknik bicara untuk berkomunikasi dengan mempertimbangkan artikulasi, tempo, dan irama baik langsung maupun menggunakan cermin secara mandiri.
Latihan Pembentukan Fonem
Peserta didik melakukan kegiatan komunikasi untuk membentuk kata yang mengandung konsonan palatal tak bersuara /ny/ dan konsonan velar nasal bersuara /ng/ serta membentuk kata yang mengandung konsonan kluser (konsonan double) dan vokal kluser (vokal double).
Pengembangan Komunikasi
Peserta didik secara mandiri mengungkapkan keinginan secara lisan, tulisan, atau isyarat. Peserta didik melakukan kegiatan tanya jawab untuk menjawab pertanyaan secara lisan, tulisan ataupun isyarat dalam komunikasi. Peserta didik memaparkan tentang kesiapsiagaan (tanda-tanda alami bencana, penggunaan alat P3K dan pemulihan pasca bencana melalui kegiatan presentasi). Peserta didik mengungkap gagasan secara lisan tentang pubertas, kebersihan tubuh, relasi, kehamilan dan melindungi diri dalam proses diskusi. Peserta didik membicarakan kejadian yang aktual (terjadinya kecelakaan lalu lintas, banjir, kemarau dan kebakaran, gempa, atau gunung meletus melalui interaksi dan komunikasi dengan temannya).
Pada akhir fase F, peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi dan mengidentifikasi suara dan bunyi bahasa. Peserta didik mampu memanfaatkan suara tersebut dalam berkomunikasi secara lisan, tulisan maupun isyarat. Peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi, dan mengidentifikasi berbagai irama dan irama bahasa baik secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mampu mengkomprehensi irama dan suara tersebut untuk berkomunikasi secara mandiri menggunakan lisan, tulisan, maupun isyarat. Peserta didik mampu mendeteksi, mendiskriminasi dan mengidentifikasi berbagai irama dan irama bahasa. Peserta didik mampu mengkomprehensi irama dan suara tersebut untuk berkomunikasi secara mandiri menggunakan lisan, tulisan, maupun isyarat. Peserta didik mampu melakukan kegiatan komunikasi untuk membentuk kata yang mengandung konsonan palatal serta membentuk kata yang mengandung konsonan dan vokal kluser. Peserta didik mampu mengungkapkan keinginan secara lisan, tulisan atau isyarat. Peserta didik mampu melakukan kegiatan tanya jawab untuk menjawab pertanyaan secara lisan, tulisan, ataupun isyarat dalam komunikasi. Peserta didik mampu memaparkan tentang kesiapsiagaan, mengungkap gagasan secara lisan, dan membicarakan kejadian yang aktual.
Persepsi bunyi
Peserta didik mendeteksi suara manusia, suara lambang bahasa kalimat dan latar kondisi lingkungan kerja di lingkungan yang diperdengarkan secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mendiskriminasi berbagai macam bunyi suara manusia, suara lambang bahasa kalimat dan latar kondisi lingkungan kerja di lingkungan yang diperdengarkan secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mengidentifikasi bunyi sebagai sinyal yang pernah didiskriminasi. Peserta didik mampu mengidentifikasi bunyi bahasa dalam hal kata tanya mengapa dan bagaimana, kata keterangan dan lawan kata. Peserta didik memanfaatkan suara tersebut dalam berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat baik menggunakan ABD maupun tidak menggunakan ABD.
Persepsi Irama
Peserta didik mendeteksi berbagai irama yaitu panjang-pendek, warna suara/timbre (tinggi-rendah suara), lagu sederhana dan irama bahasa baik secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mendiskriminasi berbagai irama, lagu sederhana,dan irama bahasa baik secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mengidentifikasi berbagai irama lagu sederhana dan irama bahasa baik secara langsung maupun rekaman. Peserta didik mengkomprehensi irama dan suara tersebut untuk berkomunikasi secara mandiri menggunakan lisan, tulisan maupun isyarat.
Latihan Pra-Wicara
Peserta didik melakukan kegiatan interaksi bersama teman untuk melatih konsentrasinya (keterarahan wajah dan keterarahan suara) dengan benar dan mandiri. Peserta didik melakukan latihan pelemasan bicara dan pernapasan dengan mandiri menggunakan berbagai alat yang tersedia di lingkunganya. Peserta didik melakukan latihan teknik bicara untuk berkomunikasi dengan mempertimbangkan artikulasi, tempo, dan irama baik langsung maupun menggunakan cermin secara mandiri.
Latihan Pembentukan Fonem
Peserta didik melakukan kegiatan komunikasi untuk membentuk kata yang mengandung konsonan palatal tak bersuara /ny/ dan konsonan velar nasal bersuara /ng/ serta membentuk kata yang mengandung konsonan kluser (konsonan double) dan vokal kluser (vokal double).
Pengembangan Komunikasi
Peserta didik secara mandiri mengungkapkan keinginan secara lisan, tulisan, atau isyarat. Peserta didik melakukan kegiatan tanya jawab untuk menjawab pertanyaan secara lisan, tulisan, ataupunisyarat dalam komunikasi. Peserta didik memaparkan tentang kesiapsiagaan (tanda-tanda alami bencana, penggunaan alat P3K dan, pemulihan pasca bencana melalui kegiatan presentasi). Peserta didik mengungkap gagasan secara lisan tentang pubertas, kebersihan tubuh, relasi, kehamilan dan melindungi diri dalam proses diskusi. Peserta didik membicarakan kejadian yang aktual (terjadinya kecelakaan lalu lintas, banjir, kemarau dan kebakaran, gempa atau gunung meletus) melalui interaksi dan komunikasi dengan temannya.