MUATAN LOKAL
Kamis, 11 November 2021
Pertemuan 17
2. Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi ini terletak di Kecamatan Maro Sebo, Desa Muara Jambi, Kabupaten Muara Jambi. Untuk mencapai akses ke candi ini Anda tidak perlu khawatir, mengunjungi tempat ini bisa dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Jarak lokasi ini dari pusat kota Jambi adalah 26 km. Hal ini tentunya membuat area ini cukup strategis sebagai salah satu tujuan wisata anda jika anda ingin sedikit merasakan nuansa klasik di Candi Muaro ini. Di komplek ini juga terdapat kolam yang disebut Kolam Telago Rajo, tempat penampungan air pada masa itu.
Kamis, 4 November 2021
Pertemuan 16
1. Makam Rajo-Rajo
Bagi anda yang penasaran seperti apa bangunan makam seorang Raja, anda perlu berkunjung ke Makam Rajo-Rajo Jambi. Wilayah pemakaman kuno yang dikeramatkan penduduk setempat ini merupakan sebuah tempat bersemayamnya raja-raja yang pernah memimpin di Jambi. Makam ini berlokasi di Kecamatan Telanaipura, 4 km dari pusat kota. Di tempat ini dimakamkan isteri Sultan Thaha Syaifuddin, Raden Mattaher, dll.
Mengenal 4 Suku Asli Jambi
Kamis, 28 Oktober 2021
Pertemuan 15
4. Suku Melayu
Suku ini diperkirakan datang ke Jambi pada 3500 sebelum masehi. Mereka berasal dari Hindi Belakang yang mendiami daerah Kabupaten Batanghari, Bungo, Tebo, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi dan Kota Jambi.
Pola kehidupan Suku Melayu mirip dengan Suku Batin yang hidup dari hasil pertanian. Sedangkan Suku Bajau dan Orang Laut merupakan penduduk pendatang terakhir yang hidup dan mengembangkan kebudayaannya di daerah tepi pantai.
Kamis, 21 Oktober 2021
Pertemuan 14
3. Suku Batin, Penghulu dan Suku Pindah.
Suku ini mendiami Kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo dan Tebo. Suku Batin berasal dari daerah pegunungan sebelah barat seperti Kerinci. Diperkirakan perpindahan itu terjadi sekitar abad pertama masehi.
Setelah daerah tersebut didiami orang-orang Suku Batin, pada abad 15 datang orang-oramg Penghulu yang berasal dari Minangkabau. Mereka datang karena tertarik dengan tambang-tambang emas yang banyak terdapat di daerah tersebut, seperti Liman, Batang asai, Nibung, Pangkalan Jambu dan Ulu Tabir.
Kemudian setelah itu datang pula orang-orang Rawas dari Palembang yang disebut orang Pindah.
Kamis, 14 Oktober 2021
Pertemuan 14
2. Suku Bangsa Kerinci
Suku ini merupakan penduduk kedua yang datang ke Jambi. Mereka diperkirakan berasal dari Hindia Belakang yang datang melalui Semenanjung Malaka terus ke hulu menyusuri Batanghari mencari daerah subur yaitu Kerinci. Perpindahan ini terjadi sekitar pada 4000 sebelum masehi.
Kamis, 7 Oktober 2021
Pertemuan 13
Penduduk Jambi terbentuk dari perpaduan berbagai kelompok etnik, baik penduduk asli maupun pendatang.
Suku dan budaya di Jambi terdiri dari penduduk asli Jambi terdiri atas Suku Bangsa Kubu, Kerinci, Batin, Orang Laut atau Bajau, Orang Penghulu, Suku Pindah dan Orang Melayu, Duano.
Sedangkan penduduk pendatang berasal dari Palembang, Minangkabau, Jawa, Batak, Bugis, Banjar dan sebagainya. Selain itu orang-orang Tionghoa, Arab dan India juga merupakan bagian dari pengayaan suku atau asimilasi penduduk Jambi.
Berikut daftar 4 suku asli Jambi dan sejarah singkatnya.
1. Suku Bangsa Kubu atau disebut Suku Anak Dalam (SAD)
Suku Anak Dalam Merupakan suku bangsa yang paling awal datang ke Jambi sekitar 4500 sebelum masehi. Asal usul Suku SAD masih belum dapat dipastikan, ada yang berpendapat bahwa SAD merupakan penduduk Sriwijaya yang diserang oleh Kerajaan Chola India, Kerjaan Singosari dan Majapahit.
Budaya Jambi
Kamis, 30 September 2021
Pertemuan 12
Tradisi Kumau merupakan sebuah upacara adat yang biasanya dilakukan oleh para petani. Upacara adat ini dilakukan setahu sekali saat akan memulai kegiatan pertanian. Dalam upacara adat ini, terdapat beberapa tahap, yaitu mulai dari Ngapak Jambe atau membuka lahan, menyiram benih dengan air, Nyambau Beneih atau menabur benih, dan memasang pupuh.
Nah, itu dia enam tradisi daerah yang hanya dapat ditemukan di Provinsi Jambi. Ternyata daerah ini memiliki beragam tradisi yang sangat menarik ya.
Kamis, 23 September 2021
Pertemuan 11
Upacara adat Kenduri Sko merupakan upacara pemberian gelar terhadap seseorang yang dianggap layak menyandang gelar Depati atau Permeti. Uniknya, untuk mengundang para tamunya, para penyelenggara menggunakan bendera sebagai tanda bahwa sang penerima diundang dalam upacara tersebut. Puncak dari upacara ini ialah saat setiap lurah mengeluarkan semua pusaka dalam sesi penobatan gelar.
Kamis, 16 September 2021
Pertemuan 10
Di Desa Mendahara Ilir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, terdapat sebuah tradisi yang unik yang dikenal dengan istilah "Makan Kelung". Namun, tradisi ini hanya dilakukan pada saat tertentu saja, yaitu pada saat ada anggota keluarga yang mengidap penyakit aneh.
Tradisi ini diawali dengan penyediaan sesaji oleh para wanita yang dianggap suci, yaitu wanita yang sedang tidak haid. Setelah itu, orang yang sakit tersebut akan dimasukkan ke dalam sebuah kamar untuk melakukan prosesi-prosesi tertentu.
Kamis, 9 September 2021
Pertemuan 9
Sebelum melakukan pernikahan, masyarakat di Jambi biasanya mengadakan upacara adat Malam Berinai di malam sebelum ijab kabul. Calon mempelai akan diberi inai atau dikenal dengan pewarna kuku.
Setelah itu, terdapat pertunjukan Tari Inai yang merupakan acara pokok dari upacara adat ini. Bagi masyarakat setempat, Tari Inai merupakan simbolisasi untuk menjaga calon mempelai wanita dari gangguan manusia ataupun makhluk halus.
Kamis, 2 September 2021
Pertemuan 8
Jambi merupakan sebuah provinsi yang terletak di timur Pulau Sumatera. Masyarakat Jambi terdiri dari berbagai macam suku seperti Suku Jambi, Suku Kerinci, hingga keturunan atau rumpun Minang. Tak heran jika provinsi ini mempunyai berbagai macam tradisi yang sangat menarik.
Beberapa tradisi yang ada di sana bahkan dapat menarik banyak sekali wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Berikut enam tradisi yang ada di daerah Jambi yang wajib kamu ketahui.
Apakah kamu pernah mendengar istilah sumbun? Sumbun merupakan sejenis kerang yang menjadi makanan favorit bagi masyarakat Suku Duano di Jambi. Kebiasaan menangkap kerang jenis itu menjadi kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun.
Bahkan, tradisi ini dijadikan sebagai festival tahunan dengan diberi nama Festival Kampung Laut oleh Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Festival ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
Tradisi ini merupakan kegiatan mengantarkan rantang yang berisi makanan ke rumah sanak saudara. Hal yang membuat tradisi unik ialah sang penerima rantang akan mengembalikan rantang tersebut yang sudah diisi jenis makanan yang sama.
Tradisi ini sendiri mempunyai makna yang cukup dalam, yaitu mempererat silaturahmi dengan sanak saudara dan lebih mengenal silsilah keluarga. Biasanya rantang paling bawah berisi nasi. Lalu dari rantang selanjutnya ke rantang paling atas berisi, dengan urutan sayur-sayuran atau opor, keu basah, dan kue kering.
Kamis, 26 Agustus 2021
Pertemuan 7
Promosi Potensi Kehutanan Jambi
Provinsi Jambi memiliki hampir 334 ribu hektare lahan areal perhutanan sosial dari total 13.911.867 areal perhutanan sosial di Indonesia. Hal itu membuat Jambi memiliki potensi besar untuk menjadi yang terdepan dalam mengaplikasikan skema perhutanan sosial itu.
Skema perhutanan sosial merupakan langkah yang dilakukan untuk menghindari konflik di sekitar wilayah hutan. Program Pemerintah ini juga dinilai mampu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar area hutan.
Di Jambi sendiri, beberapa perusahan perkebunan mengaplikasikan skema ini. Di antaranya ada PT Lestari Asri Jaya dan PT Wanamukti Wisesa yang berada di bawah induk perusahaan, PT Royal Lestari Utama.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Kehutanan, perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama.
Dalam hal ini tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan adat, dan kemitraan kehutanan.
Kamis, 19 Agustus 2021
Pertemuan 6
Membuat Promosi Perikanan Jambi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak sehingga menjadi tulang punggung perekonomian Nasional. Di Jambi usaha masyarakat seperti ternak ikan patin sangat potensial. Jambi berpotensi menjadi lumbung ikan patin. Di bawah ini contoh-contoh bentuk promosi usahan perikanan.
Kamis, 12 Agustus 2021
Pertemuan 5
Membuat Promosi Produk Perekonomian
Produk perkebunan pada umumnya merupakan produk ekspor, oleh karena itu pengembangan dan peningkatan daya saing dalam memasarkan produk bukanlah menjadi hal yang mudah akan tetapi harus ditempuh dengan berbagai upaya untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan.
Berikut ini contoh membuat promosi produk
Buatlah 1 bentuk Promosi Produk perekonomian Provinsi Jambi.
selamat belajar
Kamis, 5 Agustus 2021
Pertemuan 4
Potensi Sosial Ekonomi Provinsi Jambi
Kegiatan perekonomian masyarakat Jambi dominan pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan. Pertumbuhan ekonomi Jambi terus mengalami peningkatan.
Amati gambar di bawah ini, lalu tulis nama dari kegiatan yang banyak ditemui di provinsi Jambi ini.
Perkebunan Karet
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
selamat belajar
Kamis, 29 Juli 2021
Pertemuan 3
SEJARAH JAMBI ZAMAN PENJAJAHAN
Kesultanan Jambi dipimpin oleh raja yang bergelar sultan. Raja ini dipilih dari perwakilan empat keluarga bangsawan (suku): suku Kraton, Kedipan, Perban dan Raja Empat Puluh. Selain memilih raja keempat suku tersebut juga memilih pangeran ratu, yang mengendalikan jalan pemerintahan sehari-hari. Dalam menjalankan pemerintahan pangeran ratu dibantu oleh para menteri dan dewan penasihat yang anggotanya berasal dari keluarga bangsawan. Sultan berfungsi sebagai pemersatu dan mewakili negara bagi dunia luar.
Menurut R. Sahabuddin (1954) dalam buku Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jambi (1978/1979), pemerintahan di pusat Kesultanan Jambi dipimpin oleh seorang sultan yang dibantu oleh pangeran ratu (putra mahkota) yang memimpin Rapat Dua Belas. Rapat Dua Belas terdiri atas dua bagian:
Kerapatan Patih Dalam (Dewan Menteri Dalam)
Kerapatan Patih Luar (Dewan Menteri Luar)
Pangeran Ratu Martaningrat menyerah ke Belanda tahun 1904.
Masing-masing kerapatan terdiri dari 6 orang, 1 orang ketua dan 5 orang anggota.
Kerapatan Patih Dalam diketuai oleh Putra Mahkota yang bergelar Pangeran Ratu dengan para anggota yang diberi gelar :
Pangeran Adipati
Pangeran Suryo Notokusumo
Pangeran Jayadiningrat
Pangeran Aryo Jayakusumo
Pangeran Notomenggolo atau Pangeran Werokusumo
Kerapatan Patih Dalam pada hakekatnya merupakan Majelis Kerajaan (Rijksraad) yang berfungsi sebagai lembaga legislatif (DPR) pada masa sekarang.
Potret Sultan Thaha Syaifuddin dari Djambi beserta rombongannya (1904)
Kamis, 22 Juli 2021
Pertemuan 2
Jambi berkembang di wilayah cekungan Batang Hari, sungai terpanjang di Sumatra. Sungai ini, dan anak-anak sungainya, seperti Tembesi, Tabir dan Merangin, merupakan tulang punggung wilayah tersebut. Sungai Tungkal yang berbatasan dengan Indragiri memiliki cekungan tangkapan air sendiri. Sungai-sungai itu merupakan andalan transportasi utama Jambi.
Penduduk Jambi relatif jarang. Pada 1852 jumlah penduduk diperkirakan hanya sebanyak 60.000 jiwa, dan Jambi Timur nyaris tidak berpenghuni. Etnis Melayu Jambi berdiam di pinggiran sungai Batang Hari dan Tembesi. Orang Kubu menghuni hutan-hutan, sedangkan orang Batin mendiami wilayah Jambi Hulu. Pendatang dari Minangkabau disebut sebagi orang Penghulu, yang menyatakan tunduk pada orang-orang Batin.[
Kamis, 15 Juli 2021
Pertemuan 1
Sultan Jambi, Achmad Nazaruddin pada tahun 1877-1879
Wilayah Jambi dulunya merupakan wilayah Kerajaan Melayu, dan kemudian menjadi bagian dari pendudukan wilayah Sriwijaya yang berpusat di Palembang. Pada akhir abad ke-14 Jambi merupakan vasal Majapahit, dan pengaruh Jawa masih terus mewarnai kesultanan Jambi selama abad ke-17 dan ke-18.
Berdirinya kesultanan Jambi bersamaan dengan bangkitnya Islam di wilayah Jambi. Pada 1616 Jambi merupakan pelabuhan terkaya kedua di Sumatra setelah Aceh, dan pada 1670 kerajaan ini sebanding dengan tetangga-tetangganya seperti Johor dan Palembang. Namun kejayaan Jambi tidak berumur panjang. Tahun 1680-an Jambi kehilangan kedudukan sebagai pelabuhan lada utama, setelah perang dengan Johor dan konflik internal.
Setelah Istana Tanah Pilih Kota Jambi di hancurkan Belanda, dan Sultan Thaha mundur ke pedalaman Jambi. Oleh kerabat orang kerajaan Jambi dipilih lah Pangeran Singkat Lengan menjadi Sultan menggantikan Thaha dengan gelar Sultan Ahmad Nazaruddin. Masa itu kesultanan Jambi masih mengendalikan Ibukota (Kota Jambi) namun Sultan Ahmad Nazaruddin tinggal di Dusun Tengah, tiga atau empat hari perjalanan dari Ibukota, di sebuah rumah sederhana dari papan.
Pangeran Ratu Martaningrat menyerah ke Belanda tahun 1904.
Pada tahun 1903 Pangeran Ratu Martaningrat, keturunan Sultan Thaha, sultan yang terakhir, menyerah Belanda. Jambi digabungkan dengan keresidenan Palembang. Kemudian pada tahun 1906 kesultanan Jambi resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda.